Tadi sore menjelang malam, saya mengalami sebuah peristiwa yang agak unik (paling tidak menurut saya). Saya sedang berbelanja di sebuah supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal. Saya berbelanja sendirian, maklumlah anak rantau.
Setelah selesai memilih barang-barang yang diperlukan, saya mengantre di kasir. Antriannya cukup panjang. Aneh juga, padahal ini hari biasa, pikir saya. Saat sedang mengantre tersebut, saya dikejutkan dengan sebuah peristiwa.
*le wild little girl appears (9gag style). Pertama dia mendekati troli saya, melihat-lihat, lalu tiba-tiba anak perempuan itu mengacak-acak barang-barang belanjaan saya. Dia lempar satu per satu barang belanjaan saya dari sudut troli yang satu ke sudut troli yang lain.
Saya yang bingung, benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Lidah saya seperti kelu untuk melarangnya, rasanya tidak tega. Apalagi untuk marah, wah, tidak mungkin. Saya sangat suka anak kecil, apalagi anak perempuan :) .
Kemudian saya toleh kanan-kiri, lalu saya temukan pasangan suami-istri berdiri dekat di sebelah saya. Spontan saja saya bertanya, "Bu, ini anak ibu?" Ibu tersebut tampak kaget melihat anaknya yang sedang asyik mengaduk-aduk barang belanjaan saya dan langsung memanggil anak yang ternyata memang benar adalah buah hatinya tersebut. "Eehh maluu, emang itu barang belanjaan siapa? Eeee....." kira-kira begitu yang Ibu itu katakan.
Kontan saja anak tersebut langsung malu dan bingung. Kepalanya tertunduk dan dengan segera ia berlari memeluk ibunya. Wah, lucu sekali ya kalau anak kecil sedang malu itu, hehehe.
Anak perempuan itu berusia sekitar empat atau lima tahun. Wajahnya cukup manis dan dilengkapi dengan pipi yang tembem membuatnya jadi tampak semakin unyu, hehehe. Namun, kejadian itu memberikan saya lebih dari sebuah hiburan dan tawa. Saya jadi terpikirkan sesuatu.
Ada hal yang hilang saat manusia beranjak dewasa. Atau paling tidak berkurang dalam kadar yang sangat banyak. Hal tersebut adalah keberanian.
Kalau kita perhatikan, anak perempuan itu (mari kita sebut saja "Mawar" ya, hehe), Mawar masih berusia lima tahun misalnya, tapi dengan penuh spontanitas dia berani menghampiri sesuatu yang menarik baginya. Dia berani mengeksplorasi hal tersebut. Ya dalam konteks kali ini adalah barang-barang belanjaan saya.
Tidak ada keragu-raguan, langsung saja lakukan. Keberanian pada anak-anak itu sifatnya natural sekali. Berani bergerak dan tidak terpikirkan rasa takut dalam benaknya.
Sementara orang dewasa biasanya itu terlalu banyak mikir. Terlalu banyak takut dan juga terlalu banyak malu. Padahal sudah jelas suatu hal yang ia inginkan, tapi malah tidak berani untuk melangkah. Ditunda-tunda dan akhirnya ya batal :) .
Mungkin ini yang disebut bahwa terlalu banyak tahu juga tidaklah baik. Anak-anak yang "belum tahu malu" itu jadinya berani. Orang dewasa sudah mengerti resiko, jadi kadang terhambat karenanya. Alangkah baiknya dengan mengetahui resiko, kita bisa me-manage-nya, bukan takut dibuatnya. Mengetahui resiko adalah sebuah keuntungan, jadi jangan sampai kita jadikan kerugian. Menjadikannya suplemen bagi rasa takut.
Beranilah! Ambil kesempatan! Setelah terbiasa, keberanian alami layaknya anak kecil milik kita akan terlahir kembali :) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar