Perhatikan...
Sebenernya kejadian ini udah lama, tapi gue gak bisa lupa. Ini salah satu aib sepakbola tanah air kita. Pelakunya adalah Tomy Rifka.
Kejadian ini ternyata terjadi tgl 18 Maret yang lalu, saat Semen Padang bertemu PSMS Medan (barusan cari beritanya). Jadi cerita simpelnya gini ya, Tomy Rifka itu pemain Semen Padang. Pertandingan berlangsung di kandang PSMS. Skor 1-1.
Lalu Tomy Rifka menyikut pemain PSMS! Dia dapet kartu kuning kedua, yang akhirnya tentu saja menjadi kartu merah. Dia gak terima. Dia benturin kepalanya ke kepala hakim garis!
Kenapa hakim garis? Karena hakim garislah yang melihat jelas peristiwa tersebut dan berkoordinasi dengan wasit. Di tayangan ulang, memang sangat jelas bahwa yang Tomy Rifka lakukan adalah menyikut dengan sengaja! Tapi dia tetap merasa tidak bersalah dan melakukan perbuatan tidak terpuji itu (menanduk) kepada hakim garis. Dia bahkan menolak untuk keluar dari lapangan!
Yang paling gila sebenernya adalah pertandingan yang sampe dihentikan sekitar 10 menit lamanya! Dimana ketegasan para aparat pertandingan? Masa gara-gara satu pengacau aja pertandingan sampai dihentikan? Udah jelas dia salah, kenapa gak langsung diberikan tindakan tegas? (dengan digiring langsung keluar lapangan, misalnya) *pusing ngeliat pertandingan LPI
Tomy Rifka ini ga bisa disebut pemain sepakbola. Pemain sepakbola semestinya bukan orang yang bertindak seperti itu. Tindakan-tindakan yang tidak bermoral. Aneh banget, udah jelas salah, tapi tidak mengakui dan malah melakukan kekerasan kepada hakim garis. Anda lebih rendah dari disgrace, bung. Sekarang dia mendapat julukan "Si Penanduk Wasit". Entah berapa lama hukuman yang dia dapat, gak dapet berita jelasnya. Tapi melihat hukum peradilan sepakbola di Indonesia, rasa-rasanya kita tidak perlu banyak berharap :) .
Dan gue mau nambahin tentang Nil Maizar, pelatih Semen Padang saat itu. Banyak yang bilang pelatih ini bagus karena berhasil membawa Semen Padang jadi runner-up pada musim sebelumnya. Kalo menurut gue sih, melihat apa yang dia lakukan pada saat kejadian, dia bukan pelatih bagus. Dia gak bisa mengatur pemainnya yang udah salah. Malah diem aja dan ikutan protes. Maksa itu namanya.
Nil Maizar sendiri denger-denger sekarang udah jadi pelatih timnas kita. Semoga aja bisa jadi pelatih yang bener. Jadi pelatih lokal yang bisa membawa Timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional.
Gue cinta sepakbola. Gue cinta Indonesia. Gue sangat berharap pada sepakbola Indonesia. Hal-hal seperti di atas itu bener-bener gak bisa ditolerir kalo sepakbola kita mau maju. Gue berharap akan ada masa depan yang cerah dan PSSI yang bener ke depannya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar